Pages

terjemahan

Tuesday 20 November 2012

SINTAKSIS


A.     PENDAHULUAN
Linguistik merupakan ilmu yang membahas bahasa sebagai objek kajiannya. Dalam proses berkomunikasi sehari-hari dengan orang lain tentu perlu menggunakan kalimat dengan makna yang tepat. Di samping itu, perlu pula memperhatikan pilihan kata atau diksi agar gasasan atau ide yang disampaikan kepada orang lain dapat terpahami secara efektif. Bagaimana supaya proses komunikasi tersebut dapat berjalan efektif, antara lain perlu memiliki pemahaman yang berkaitan dengan sintaksis bahasa Indonesia seperti jenis-jenis frase, klausa, kalimat, diksi, jenis-jenis makna, dan jenis perubahan makna.
Dengan memahami bagian-bagian sintaksis dan bahasa Indonesia tersebut, tentu dapat menciptakan komunikasi yang saling terpahami dengan jelas dan tepat. Dalam makalah ini, kami akan membahas sintaksis yang termasuk dalam kajian ilmu linguistik.
B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian sintaksis?
2.      Apa saja tataran pembahasan sintaksis?
C.     PEMBAHASAN
1.      Pengertian Sintaksis
Kata sintaksis berasal dari bahasa Yunani sun yang berarti dengan’ dan  tattein yang berarti menempatkan’. Jadi kata sintaksis secara etimologis berarti menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. Ramlan (1981:1) mengatakan: “Sintaksis ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase .”

2.      Struktur Sintaksis
Struktur sintaksis membicarakan tentang fungsi sintaksis yang terdiri dari Subjek, Predikat, Objek, Keterangan (S-P-O-K), kategori sintaksis nomina (kata benda), verba (kata kerja), adjektifa (kata sifat), numeralia, dan peran sintaksis meliputi pelaku, penderita dan penerima.
Seperti contoh: nenek pergi ke pasar tadi pagi
Dapat dianalisis nenek berkedudukan sebagai subjek (S), pergi sebagai predikat (P), ke pasar sebagai objek (O), dan tadi pagi sebagai keterangan waktu.
Dalam bahasa Inggris
I go to the market this morning
Dapat dianalisis I berkedudukan sebagai Subjek, go predikat (P), the market objek (O) dan this morning keterangan waktu.
Dalam bahasa Arab
زيد ذهبت الى السوق في الصباح .
3.      Kata sebagai satuan sintaksis
Kata merupakan satuan terkecil sintaksis. Kata terdiri dari dua macam dalam pengisian satuan sintaksis yaitu kata penuh (fullword) terdiri dari nomina, verba, adjektifa dan numerial dan kata tugas (functionword) terdiri dari preposisi dan konjungsi. Kata penuh dapat mengalami proses morfologi karena secara leksikal mempunyai makna apabila berdiri sendiri dan kata tugas tidak dapat mengalami proses morfologi karena secara leksikal tidak bermakna.
Contoh kata penuh dalam bahasa Indonesia kucing è berkucing-kucingan, dalam bahasa Inggris bookè books, dalam bahasa Arab كتب.
Contoh kata tugas dalam bahasa Indonesia dan, meskipun, dengan, dalam bahasa Inggris in, for,
Dalam bahasa Arab حرف (من٬ إن٬ لو)
4.      Frase
Frase lazim didefinisikan sebagai satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat nonpredikatif, atau lazim juga disebut gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 1988: 244 ) Frase didefinisikan gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif.[1] Frase tidak memiliki makna baru, melainkan makna sintaktik atau makna gramatikal. Bedanya dengan kata majemuk yaitu kata majemuk sebagai komposisi yang memiliki makna baru atau memiliki satu makna. Misalnya meja saya, my chair,  عندي كرس, sedangkan kata mejemuk misalnya meja hijau è ini menimbulkan makna baru yakni pengadilan.
5.      Jenis-jenis frase
1)      Frase Eksosentrik
Frase eksosentrik adalah frase yang komponen-komponennya tidak mempunyai perilaku sintaksis yang sama dengan keseluruhan­nya. Misalnya, frase di pasar, yang terdiri dari komponen di dan komponen pasar, di tidak bisa berdiri sendiri dan pasar juga tidak bisa berdiri sendiri. Frase eksosentrik dibedakan menjadi frase eksosentrik direktif terdiri dari preposisi (di, ke, dari) dan frase eksosentrik nondirektif terdiri dari artikulasi seperti si, sang, yang, para, kaum dan kompenen keduanya berupa nomina, ajektifa, dan verba.
Contoh frase eksosentrik direktif
Dalam bahasa Indonesia Hasan berdagang di pasar, dalam bahasa Inggris she cook in the kitchen, dalam bahasa Arab حسن يذهب الى السوق
Frase eksosentrik nondirektif misalnya bahasa Indonesia si miskin.
2)      Frase Endosentrik
Frase endosentrik adalah frase yang salah satu unsurnya atau komponennya memiliki perilaku sintaksias yang sama dengan keseluruhannya.
Misalnya, Nenek sedang membaca komik di kamar, sedang sebagai komponen pertama, dan membaca sebagai komponen kedua dan dapat dijadikan kalimat lain yang menggan­tikan kedudukan frase tersebut. Dalam bahasa Inggris you are very beautiful. Dalam bahasa Arab هي جميلة جدا
3)      Frase Koordinatif
Frase koordinatif adalah frase yang komponen pembentuknya terdiri dari dua komponen atau lebih yang sama dan sederajat dan secara potensial dapat dihubungkan oleh kخnjungsi koordinatif (dan, atau, tetapi).
Contoh: dalam bahasa Indonesia sehat dan kuat, dalam bahasa Inggris fresh and healty, dalam bahasa Arabصحة والعافية
a.       Frase Apositif
Frase apositif adalah frase koordinatif yang kedua komponennya saling merujuk sesamanya, dan oleh karena itu urutan komponennya dapat dipertukarkan.
Contoh:
Pak Ahmad, guru saya, rajin sekaliè Guru saya, Pak Ahmad, rajin sekali.
6.      Klausa
Klausa adalah satuan sintaksis berupa runtunan kata-kata berkonstruksi predikatif. Artinya, di dalam konstruksi itu ada komponen, berupa kata atau frase, yang berfungsi sebagai predikat, dan yang lain berfungsi sebagai subjek, sebagai objek, dan sebagai keterangan. Selain fungsi predikat yang harus ada dalam konstruksi klausa ini, fungsi subjek boleh dikatakan bersifat wajib, sedangkan yang lainnya bersifat tidak wajib contoh: nenek mandi di kamar mandi è kalusa terdiri dari subjek dan predikat.
7.      Jenis-jenis Klausa
Berdasarkan strukturnya, klausa dibedakan menjadi dua: klausa bebas dan klausa terikat. Klausa bebas adalah klausa yang mempunyai subjek dan predikat, mempunyai potensi untuk menjadi kalimat mayor. Klausa bebas mempunyai struktur lengkap, sedangkan klausa terikat memiliki struktur yang tidak lengkap. Berdasarkan kategori unsur segmental yang menjadi predikatnya dapat dibedakan adanya klausa verbal, klausa nominal, klausa ajektival, klausa adverbial dan klausa preposisional. Klausa verbal adalah klausa yang predikatnya berkategori verba. Misalnya, klausa nenek mandi, dalam bahasa Inggris she sing a song, dalam bahasa Arab  يذهب الى الجامعة حسن
Dengan adanya berbagai tipe verba, maka dikenal adanya:
1.      Klausa transitif, yaitu klausa yang predikatnya berupa verba transitif.
Contoh:
Nenek menulis surat
2.      Klausa instransitif, yaitu klausa yang predikatnya berupa verba intransitif.
Contoh:
Adik melompat-lompat dan paman berangkat ke Medan
3.      Klausa refleksif, yaitu klausa yang predikatnya berupa verba refleksif.[2]
Contoh:
Kakek sedang mandi dan dia sudah bersolek
4.      Klausa resiprokal, yaitu klausa yang predikatnya berupa verba resiprokal.
Cintoh:
Mereka bertengkat sejak kemarin, Israel dan Palestina akan berdamai dan keduanya bersalaman.
Klausa ajektifal adalah klausa yang predikatnya berkategori ajektifa, baik berupa kata maupun frase. Klausa adverbial adalah klausa yang predikatnya berupa adverbial. Klausa preposisional adalah klausa yang predikatnya berupa frase berkategori.
Klausa numeral adalah klausa yang predikatnya berupa kata atau frase numerial. Klausa berupasat adalah klausa yang subjeknya terikat di dalam predikatnya, meskipun di tempat lain ada nomina atau frase nomina yang juga berlaku sebagai subjek.
8.      Kalimat
Ramlan (1981:6) mengatakan : “kalimat adalah satuan gramatik yang dibatasi adanya jeda panjang yang disertai nada akhir turun atau naik”. Kalimat adalah susunan kata-kata yang teratur yang berisi pikiran yang lengkap. Dalam kaitannya dengan satuan-satuan sintaksis yang lebih kecil (kata, frase, dan klausa) kalimat adalah satuan sintaksis yang disusun dari konstituen dasar yang biasanya berupa klausa, dilengkapi dengan konjungsi bila diperlukan, serta disertai dengan intonasi final. Intonasi final yang ada yang memberi ciri kalimat ada tiga buah, yaitu intonasi deklaratif, intonasi interogratif (?) dan intonasi seru (!)
Contoh nenek membaca komik di kamar, sedangkan kakek membaca buku Lupus di kebun.
9.      Jenis-jenis kalimat
a.       Kalimat inti dan Kalimat Bukan Inti[3]
Kalimat inti adalah bagian kalimat yang tidak dapat dihilangkan. Terdiri dari subjek, predikat, objek dan pelengkap. Sedangkan kalimat bukan inti adalah bagian yang dapat dihilangkan atau unsur yang memberikan keterangan tambahan kepada unsure inti.  Contoh Kami kemarin sore mendatangi pertemuan itu. Dapat di analisis kami, kemarin sore, mendatangi, pertemuan itu è kalimat inti, yakni tidak dapat dihilangkan salah satu unsurnya, hanya kemarin yang bisa di hilangkan, dan kemarin menjadi kalimat bukan inti.
b.      Kalimat Tunggal dan Kalimat Majemuk
Kalau klausanya hanya satu, maka kalimat tersebut disebut kalimat tunggal. Kalau klausa di dalam kalimat terdapat lebih dari satu, maka kalimat itu disebut kalimat majemuk. Berdasarkan sifat hubungan klausa di dalam kalimat, dibedakan adanya kalimat majemuk koordinatif (konjungsi koordinatif seperti dan, atau, tetapi, lalu) kalimat majemuk subordinatif (kalau, ketika, meskipun, karena) dan kalimat majemuk kompleks ( terdiri dari tiga klausa atau lebih, baik dihubungkan secara koordinatif maupun subrodinatif atau disebut kalimat majemuk campuran).
c.       Kalimat Mayor dan Kalimat Minor
Kalau klausa lengkap sekurang-kurangnya memiliki unsur subjek dan predikat, maka kalimat itu disebut kalimat mayor. Kalau klausanya tidak lengkap terdiri dari subjek saja, predikat saja, atau keterangan saja, maka kalimat tersebut disebut kalimat minor.
d.      Kalimat Verbal dan Kalimat Non-Verbal
Kalimat verbal adalah kalimat yang dibentuk dari klausa verbal, atau kalimat yang predikatnya berupa kata atau frase yang berkategori verba. Sedangkan kalimat nonverbal adalah kalimat yang predikatnya bukan frase atau frase verbal, bisa nomina, ajektiva, adverbial, atau juga numeralia.
e.       Kalimat Bebas dan Kalimat Terikat
Kalimat bebas adalah kalimat yang mempunyai potensi untuk menjadi ujaran lengkap atau dapat memulai sebuah paragraf atau wacana tanpa bantuan kalimat atau konteks lain yang menjelaskannya. Sedangkan kalimat terikat adalah kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri sebagai ujaran lengkap, atau menjadi pembuka paragraf atau wawancara tanpa bantuan konteks.
f.        Wacana
Wacana adalah satuan bahasa yang lengkap, sehingga dalam hierarki gramatikal merupakan gramatikal tertinggi atau terbesar. Persyaratan gramatikal dalam wacana akan terpenuhi, kalau dalam wacana itu sudah terbina kekohesian maka akan tercipta kekoherensian.
g.      Jenis Wacana
Berbagai jenis wacana sesuai dengan sudut pandang dari mana wacana itu dilihat. Pertama-tama di lihat adanya wacana lisan dan wacana tulis berkenaan dengan sarannya, yaitu bahasa lisan dan bahasa. Dilihat dari penggunaan bahasanya ada wacana prosa dan wacana puisi.
h.      Subsatuan Wacana
Wacana adalah satuan bahasa yang utuh dan lengkap, maksudnya adalah wacana ini satuan ”ide” atau ”pesan” yang disampaikan akan dapat dipahami pendengar atau pembaca tanpa keraguan, atau tanpa merasa adanya kekurangan informasi dari ide atau pesan yang tertuang dalam wacana itu. 
D.     SIMPULAN
Sintaksis berasal dari bahasa Yunani sun yang berarti dengan’ dan  tattein yang berarti menempatkan’. Sintaksis ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase. Kata merupakan satuan terkecil sintaksis. Kata terdiri dari dua macam dalam pengisian satuan sintaksis yaitu kata penuh (fullword) terdiri dari nomina, verba, adjektifa dan numerial dan kata tugas (functionword) terdiri dari preposisi dan konjungsi.
Frase lazim didefinisikan sebagai satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat nonpredikatif Frase lazim didefinisikan sebagai satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat nonpredikatif.
Klausa adalah satuan sintaksis berupa runtunan kata-kata berkonstruksi predikatif. Kalimat adalah susunan kata-kata yang teratur yang berisi pikiran yang lengkap. Wacana adalah satuan bahasa yang lengkap, sehingga dalam hierarki gramatikal merupakan gramatikal tertinggi atau terbesar.
E.      PENUTUP
Demikianlah makalah yang dapat kami sampaikan. Kritik dan saran yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat. Amin.
F.      DAFTAR PUSTAKA
Chaer , Abdul, Linguistik Umum, Rineka Cipta, Jakarta, 1994.
Moh, Rosyid. Bijak Berbahasa. UNNES PRESS. Kudus. 2005.
Moh, Rosyid. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, UPT.  UNNES PRESS. Semarang. 2004. 

[1] Moh, Rosyid. Bijak Berbahasa. UNNES PRESS. Kudus. 2005.hlm. 61. 
[2] Abdul, Chaer. Linguistik Umum. Rineka Cipta. Jakarta. 1994. hlm 
[3] Moh, Rosyid. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, UPT.  UNNES PRESS. Semarang. 2004.hlm. 64. 

SINTAKSIS


A.     PENDAHULUAN
Linguistik merupakan ilmu yang membahas bahasa sebagai objek kajiannya. Dalam proses berkomunikasi sehari-hari dengan orang lain tentu perlu menggunakan kalimat dengan makna yang tepat. Di samping itu, perlu pula memperhatikan pilihan kata atau diksi agar gasasan atau ide yang disampaikan kepada orang lain dapat terpahami secara efektif. Bagaimana supaya proses komunikasi tersebut dapat berjalan efektif, antara lain perlu memiliki pemahaman yang berkaitan dengan sintaksis bahasa Indonesia seperti jenis-jenis frase, klausa, kalimat, diksi, jenis-jenis makna, dan jenis perubahan makna.
Dengan memahami bagian-bagian sintaksis dan bahasa Indonesia tersebut, tentu dapat menciptakan komunikasi yang saling terpahami dengan jelas dan tepat. Dalam makalah ini, kami akan membahas sintaksis yang termasuk dalam kajian ilmu linguistik.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian sintaksis?
2.      Apa saja tataran pembahasan sintaksis?

C.     PEMBAHASAN
1.      Pengertian Sintaksis
Kata sintaksis berasal dari bahasa Yunani sun yang berarti dengan’ dan  tattein yang berarti menempatkan’. Jadi kata sintaksis secara etimologis berarti menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. Ramlan (1981:1) mengatakan: “Sintaksis ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase .”

2.      Struktur Sintaksis
Struktur sintaksis membicarakan tentang fungsi sintaksis yang terdiri dari Subjek, Predikat, Objek, Keterangan (S-P-O-K), kategori sintaksis nomina (kata benda), verba (kata kerja), adjektifa (kata sifat), numeralia, dan peran sintaksis meliputi pelaku, penderita dan penerima.
Seperti contoh: nenek pergi ke pasar tadi pagi
Dapat dianalisis nenek berkedudukan sebagai subjek (S), pergi sebagai predikat (P), ke pasar sebagai objek (O), dan tadi pagi sebagai keterangan waktu.
Dalam bahasa Inggris
I go to the market this morning
Dapat dianalisis I berkedudukan sebagai Subjek, go predikat (P), the market objek (O) dan this morning keterangan waktu.
Dalam bahasa Arab
زيد ذهبت الى السوق في الصباح .

3.      Kata sebagai satuan sintaksis
Kata merupakan satuan terkecil sintaksis. Kata terdiri dari dua macam dalam pengisian satuan sintaksis yaitu kata penuh (fullword) terdiri dari nomina, verba, adjektifa dan numerial dan kata tugas (functionword) terdiri dari preposisi dan konjungsi. Kata penuh dapat mengalami proses morfologi karena secara leksikal mempunyai makna apabila berdiri sendiri dan kata tugas tidak dapat mengalami proses morfologi karena secara leksikal tidak bermakna.
Contoh kata penuh dalam bahasa Indonesia kucing è berkucing-kucingan, dalam bahasa Inggris bookè books, dalam bahasa Arab كتب.
Contoh kata tugas dalam bahasa Indonesia dan, meskipun, dengan, dalam bahasa Inggris in, for,
Dalam bahasa Arab حرف (من٬ إن٬ لو)

4.      Frase
Frase lazim didefinisikan sebagai satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat nonpredikatif, atau lazim juga disebut gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 1988: 244 ) Frase didefinisikan gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif.[1] Frase tidak memiliki makna baru, melainkan makna sintaktik atau makna gramatikal. Bedanya dengan kata majemuk yaitu kata majemuk sebagai komposisi yang memiliki makna baru atau memiliki satu makna. Misalnya meja saya, my chair,  عندي كرس, sedangkan kata mejemuk misalnya meja hijau è ini menimbulkan makna baru yakni pengadilan.

5.      Jenis-jenis frase
1)      Frase Eksosentrik
Frase eksosentrik adalah frase yang komponen-komponennya tidak mempunyai perilaku sintaksis yang sama dengan keseluruhan­nya. Misalnya, frase di pasar, yang terdiri dari komponen di dan komponen pasar, di tidak bisa berdiri sendiri dan pasar juga tidak bisa berdiri sendiri. Frase eksosentrik dibedakan menjadi frase eksosentrik direktif terdiri dari preposisi (di, ke, dari) dan frase eksosentrik nondirektif terdiri dari artikulasi seperti si, sang, yang, para, kaum dan kompenen keduanya berupa nomina, ajektifa, dan verba.
Contoh frase eksosentrik direktif
Dalam bahasa Indonesia Hasan berdagang di pasar, dalam bahasa Inggris she cook in the kitchen, dalam bahasa Arab حسن يذهب الى السوق
Frase eksosentrik nondirektif misalnya bahasa Indonesia si miskin.
2)      Frase Endosentrik
Frase endosentrik adalah frase yang salah satu unsurnya atau komponennya memiliki perilaku sintaksias yang sama dengan keseluruhannya.
Misalnya, Nenek sedang membaca komik di kamar, sedang sebagai komponen pertama, dan membaca sebagai komponen kedua dan dapat dijadikan kalimat lain yang menggan­tikan kedudukan frase tersebut. Dalam bahasa Inggris you are very beautiful. Dalam bahasa Arab هي جميلة جدا
3)      Frase Koordinatif
Frase koordinatif adalah frase yang komponen pembentuknya terdiri dari dua komponen atau lebih yang sama dan sederajat dan secara potensial dapat dihubungkan oleh kخnjungsi koordinatif (dan, atau, tetapi).
Contoh: dalam bahasa Indonesia sehat dan kuat, dalam bahasa Inggris fresh and healty, dalam bahasa Arabصحة والعافية
a.       Frase Apositif
Frase apositif adalah frase koordinatif yang kedua komponennya saling merujuk sesamanya, dan oleh karena itu urutan komponennya dapat dipertukarkan.
Contoh:
Pak Ahmad, guru saya, rajin sekaliè Guru saya, Pak Ahmad, rajin sekali.

6.      Klausa
Klausa adalah satuan sintaksis berupa runtunan kata-kata berkonstruksi predikatif. Artinya, di dalam konstruksi itu ada komponen, berupa kata atau frase, yang berfungsi sebagai predikat, dan yang lain berfungsi sebagai subjek, sebagai objek, dan sebagai keterangan. Selain fungsi predikat yang harus ada dalam konstruksi klausa ini, fungsi subjek boleh dikatakan bersifat wajib, sedangkan yang lainnya bersifat tidak wajib contoh: nenek mandi di kamar mandi è kalusa terdiri dari subjek dan predikat.

7.      Jenis-jenis Klausa
Berdasarkan strukturnya, klausa dibedakan menjadi dua: klausa bebas dan klausa terikat. Klausa bebas adalah klausa yang mempunyai subjek dan predikat, mempunyai potensi untuk menjadi kalimat mayor. Klausa bebas mempunyai struktur lengkap, sedangkan klausa terikat memiliki struktur yang tidak lengkap. Berdasarkan kategori unsur segmental yang menjadi predikatnya dapat dibedakan adanya klausa verbal, klausa nominal, klausa ajektival, klausa adverbial dan klausa preposisional. Klausa verbal adalah klausa yang predikatnya berkategori verba. Misalnya, klausa nenek mandi, dalam bahasa Inggris she sing a song, dalam bahasa Arab  يذهب الى الجامعة حسن
Dengan adanya berbagai tipe verba, maka dikenal adanya:
1.      Klausa transitif, yaitu klausa yang predikatnya berupa verba transitif.
Contoh:
Nenek menulis surat
2.      Klausa instransitif, yaitu klausa yang predikatnya berupa verba intransitif.
Contoh:
Adik melompat-lompat dan paman berangkat ke Medan
3.      Klausa refleksif, yaitu klausa yang predikatnya berupa verba refleksif.[2]
Contoh:
Kakek sedang mandi dan dia sudah bersolek
4.      Klausa resiprokal, yaitu klausa yang predikatnya berupa verba resiprokal.
Cintoh:
Mereka bertengkat sejak kemarin, Israel dan Palestina akan berdamai dan keduanya bersalaman.
Klausa ajektifal adalah klausa yang predikatnya berkategori ajektifa, baik berupa kata maupun frase. Klausa adverbial adalah klausa yang predikatnya berupa adverbial. Klausa preposisional adalah klausa yang predikatnya berupa frase berkategori.
Klausa numeral adalah klausa yang predikatnya berupa kata atau frase numerial. Klausa berupasat adalah klausa yang subjeknya terikat di dalam predikatnya, meskipun di tempat lain ada nomina atau frase nomina yang juga berlaku sebagai subjek.

8.      Kalimat
Ramlan (1981:6) mengatakan : “kalimat adalah satuan gramatik yang dibatasi adanya jeda panjang yang disertai nada akhir turun atau naik”. Kalimat adalah susunan kata-kata yang teratur yang berisi pikiran yang lengkap. Dalam kaitannya dengan satuan-satuan sintaksis yang lebih kecil (kata, frase, dan klausa) kalimat adalah satuan sintaksis yang disusun dari konstituen dasar yang biasanya berupa klausa, dilengkapi dengan konjungsi bila diperlukan, serta disertai dengan intonasi final. Intonasi final yang ada yang memberi ciri kalimat ada tiga buah, yaitu intonasi deklaratif, intonasi interogratif (?) dan intonasi seru (!)
Contoh nenek membaca komik di kamar, sedangkan kakek membaca buku Lupus di kebun.

9.      Jenis-jenis kalimat
a.       Kalimat inti dan Kalimat Bukan Inti[3]
Kalimat inti adalah bagian kalimat yang tidak dapat dihilangkan. Terdiri dari subjek, predikat, objek dan pelengkap. Sedangkan kalimat bukan inti adalah bagian yang dapat dihilangkan atau unsur yang memberikan keterangan tambahan kepada unsure inti.  Contoh Kami kemarin sore mendatangi pertemuan itu. Dapat di analisis kami, kemarin sore, mendatangi, pertemuan itu è kalimat inti, yakni tidak dapat dihilangkan salah satu unsurnya, hanya kemarin yang bisa di hilangkan, dan kemarin menjadi kalimat bukan inti.
b.      Kalimat Tunggal dan Kalimat Majemuk
Kalau klausanya hanya satu, maka kalimat tersebut disebut kalimat tunggal. Kalau klausa di dalam kalimat terdapat lebih dari satu, maka kalimat itu disebut kalimat majemuk. Berdasarkan sifat hubungan klausa di dalam kalimat, dibedakan adanya kalimat majemuk koordinatif (konjungsi koordinatif seperti dan, atau, tetapi, lalu) kalimat majemuk subordinatif (kalau, ketika, meskipun, karena) dan kalimat majemuk kompleks ( terdiri dari tiga klausa atau lebih, baik dihubungkan secara koordinatif maupun subrodinatif atau disebut kalimat majemuk campuran).
c.       Kalimat Mayor dan Kalimat Minor
Kalau klausa lengkap sekurang-kurangnya memiliki unsur subjek dan predikat, maka kalimat itu disebut kalimat mayor. Kalau klausanya tidak lengkap terdiri dari subjek saja, predikat saja, atau keterangan saja, maka kalimat tersebut disebut kalimat minor.

d.      Kalimat Verbal dan Kalimat Non-Verbal
Kalimat verbal adalah kalimat yang dibentuk dari klausa verbal, atau kalimat yang predikatnya berupa kata atau frase yang berkategori verba. Sedangkan kalimat nonverbal adalah kalimat yang predikatnya bukan frase atau frase verbal, bisa nomina, ajektiva, adverbial, atau juga numeralia.
e.       Kalimat Bebas dan Kalimat Terikat
Kalimat bebas adalah kalimat yang mempunyai potensi untuk menjadi ujaran lengkap atau dapat memulai sebuah paragraf atau wacana tanpa bantuan kalimat atau konteks lain yang menjelaskannya. Sedangkan kalimat terikat adalah kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri sebagai ujaran lengkap, atau menjadi pembuka paragraf atau wawancara tanpa bantuan konteks.

f.        Wacana
Wacana adalah satuan bahasa yang lengkap, sehingga dalam hierarki gramatikal merupakan gramatikal tertinggi atau terbesar. Persyaratan gramatikal dalam wacana akan terpenuhi, kalau dalam wacana itu sudah terbina kekohesian maka akan tercipta kekoherensian.

g.      Jenis Wacana
Berbagai jenis wacana sesuai dengan sudut pandang dari mana wacana itu dilihat. Pertama-tama di lihat adanya wacana lisan dan wacana tulis berkenaan dengan sarannya, yaitu bahasa lisan dan bahasa. Dilihat dari penggunaan bahasanya ada wacana prosa dan wacana puisi.

h.      Subsatuan Wacana
Wacana adalah satuan bahasa yang utuh dan lengkap, maksudnya adalah wacana ini satuan ”ide” atau ”pesan” yang disampaikan akan dapat dipahami pendengar atau pembaca tanpa keraguan, atau tanpa merasa adanya kekurangan informasi dari ide atau pesan yang tertuang dalam wacana itu.


D.     SIMPULAN
Sintaksis berasal dari bahasa Yunani sun yang berarti dengan’ dan  tattein yang berarti menempatkan’. Sintaksis ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase. Kata merupakan satuan terkecil sintaksis. Kata terdiri dari dua macam dalam pengisian satuan sintaksis yaitu kata penuh (fullword) terdiri dari nomina, verba, adjektifa dan numerial dan kata tugas (functionword) terdiri dari preposisi dan konjungsi.
Frase lazim didefinisikan sebagai satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat nonpredikatif Frase lazim didefinisikan sebagai satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat nonpredikatif.
Klausa adalah satuan sintaksis berupa runtunan kata-kata berkonstruksi predikatif. Kalimat adalah susunan kata-kata yang teratur yang berisi pikiran yang lengkap. Wacana adalah satuan bahasa yang lengkap, sehingga dalam hierarki gramatikal merupakan gramatikal tertinggi atau terbesar.

E.      PENUTUP
Demikianlah makalah yang dapat kami sampaikan. Kritik dan saran yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat. Amin.

F.      DAFTAR PUSTAKA
Chaer , Abdul, Linguistik Umum, Rineka Cipta, Jakarta, 1994.
Moh, Rosyid. Bijak Berbahasa. UNNES PRESS. Kudus. 2005.
Moh, Rosyid. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, UPT.  UNNES PRESS. Semarang. 2004. 


[1] Moh, Rosyid. Bijak Berbahasa. UNNES PRESS. Kudus. 2005.hlm. 61. 
[2] Abdul, Chaer. Linguistik Umum. Rineka Cipta. Jakarta. 1994. hlm 

[3] Moh, Rosyid. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, UPT.  UNNES PRESS. Semarang. 2004.hlm. 64.